Archive for Juli 2013
Provinsi Kemarin
kali ini, saya akan bercerita mengenai pengalaman waktu osp. yaa..setelah belajar mandiri selama 2 bulan sejak pengumuman hasil osk bulan april kemarin, akhirnya pada tanggal 3 juni 2013, saya dan kawan-kawan yang lain bersama beberapa pendamping berangkat ke Pangkal Pinang untuk ikut seleksi menjadi perwakilan provinsi kepulauan Bangka Belitung di Olimpiade Sains Nasional (OSN) pada september 2013. Terlebih dahulu, pergi ke dinas pendidikan kabupaten untuk tanda tangan juara & uang bonus. Di dinas, kami (kebetulan saya masuk rombongan) sudah ditunggu teman-teman SMA lain yang juga menang. Tak lama kemudian, ada pengarahan sedikit dari orang dinas. Katanya nanti kalau sudah sampai, jangan nakal & berikan hasil terbaik pada kompetisi ini. kami mendengar dengan takzim.
Perjalanan ke Pangkal Pinang pun dimulai. kami melewati beberapa desa seperti Sunghin, Riding Panjang, Baturusa, Pagarawan, & Pal 12. Di sepanjang jalan, kedua bola mata kami disuguhi dengan baleho-baleho kampanye. Setidaknya ada wajah 3 pasang kandidat calaon bupati yang paling sering muncul. Warna latar baleho pun disesuaikan dengan partai besar pengusungnya. kalau merah, berarti PDIP. Kalau hijau, berarti PPP. Kalau kuning, berarti Golkar. Semoga salah satu diantara mereka benar-benar menjadi bupati yang diidamkan rakyat yang mampu mengatasi berbagai problema di berbagai sektor. Sebelum hal itu mengikat kuat di leher masyarakat.
Tetapi kami mengalami hal yang tak terduga. ketika melintasi tempat mangkal mobil colt di desa Selindung, kami dikejutkan dengan adanya mobil yang ugal-ugalan dari arah berlawanan sehingga supir bus kami pun langsung mengerem bus secepatnya. Sayang, dikarenakan jalanan yang licin akibat hujan lebat, mobil kami agak terpeleset dan berjalan di pinggiran jalan. Untunglah kami selamat seraya mengucapkan syukur dan istigfar (Sebenarnya saya sudah memikirkan wasiat apa yang akan saya sampaikan pada orangtua saya jika bus ini malah terbalik.)
Perjalanan pun kami lanjutkan. Tak butuh waktu lama, hanya 10 menitan dari Selindung, akhirnya kami sampai di Hotel Santika, tempat penginapan kami malam ini. terlebih dahulu, kami harus check in kamar per kabupaten & hal itu tentunya dilakukan oleh guru pendamping. jadi, selagi check in, aku memanfaatkan waktu untuk berkeliling Ball Room hotel. Ternyata sudah banyak kontingen dari kabupaten lain. Ada juga teman-temanku dari Bangka Selatan yang ikut. ( Rumahku di Toboali, tapi aku sekolah di Pemali.) sehingga aku memutuskan untuk mengobrol dengan mereka dan pendampingnya.
Pembagian Kamar
Ahaa..akhirnya saat yang kutunggu-tunggu tibaa juga. aku sekamar dengan Kuntoro, Irfan (keduanya ikut Matematika) & Abrar ( dia ikut kimia sepertiku juga). sampai di kamar, aku langsung melepaskan sepatu dan merebahkan diri di kasur. alamaaaak..empuk sekali. AC-nya lumayan dingin, TV-nya siaran luar negeri semua, WC-nya aroma terapik lagi. Entah kapan aku bisa memliki kamar sebagus ini.
Pembukaan
Sehabis Asar, kami diwajibkan untuk hadir di ruang convention center Santika guna memulai pembukaan OSP. Tetapi kami berempat datang terlambat dikarenakan rasa kebersamaaan kami yang sangat tinggi. Sesampai di sana, kami langsung duduk ketika semua orang sudah duduk 20 menit yang lalu. untung upacara pembukaan belum dimulai. aku duduk di dekat teman perempuanku, Dipra. Ia berkata bahwa sebenarnya aku nyaris disuruh menjadi pembaca doa pembukaan. lagi-lagi untungnya, aku datang terlambat. Hahaha..tak sia-sia aku mencari dasiku yang hilang sehingga menghabiskan waktuku yang sempit.
upacara pun dimulai. Bella menjadi dirigent untuk memimpin penyanyian lagu Indonesia Raya. Semua berlangsung khitmat. Lalu ada sambutan dari ketua panitia & perwakilan kepala dinas provinsi. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang guru fisika yang memegang teguh ajaran agama Islam & menyampaikan isi sambutan dengan mengisahkan kualitas pendidikan Indonesia saat ini & tingkat kelulusan siswa SMP/SMA/SMK di Bangka Belitung. Aku yang agak gila ini melihat wajah beliau mirip Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Entah otakku yang salah apa memang itu yang terjadi, aku pun tak tahu.
setelah upacara pembukaan selesai, kami diinstruksikan untuk kembali kesitu pada pukul 19.30, kira-kira sehabis isya untuk mendengarkan pengarahan peraturan OSP dari salah satu pengawas pusat. Aku mengangguk takzim seraya mengelus dagu.
Tehnical Meeting
Membosankan. Aku tak mendengarkan pengarahan sama sekali. lebih baik berkhayal. Sebaliknya, teman-temanku, terutama Bobi, malah sangat antusias mengikuti acara. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan mengenai jalannya OSP kelak. Sementara aku, disuruh bertanya sama bu Asih pun aku mati gila tidak mau. Pada akhir acara, kami disuruh mengisi formulir. entah formulir apa, aku tak mau pusing.
Perjalanan ke Pangkal Pinang pun dimulai. kami melewati beberapa desa seperti Sunghin, Riding Panjang, Baturusa, Pagarawan, & Pal 12. Di sepanjang jalan, kedua bola mata kami disuguhi dengan baleho-baleho kampanye. Setidaknya ada wajah 3 pasang kandidat calaon bupati yang paling sering muncul. Warna latar baleho pun disesuaikan dengan partai besar pengusungnya. kalau merah, berarti PDIP. Kalau hijau, berarti PPP. Kalau kuning, berarti Golkar. Semoga salah satu diantara mereka benar-benar menjadi bupati yang diidamkan rakyat yang mampu mengatasi berbagai problema di berbagai sektor. Sebelum hal itu mengikat kuat di leher masyarakat.
Tetapi kami mengalami hal yang tak terduga. ketika melintasi tempat mangkal mobil colt di desa Selindung, kami dikejutkan dengan adanya mobil yang ugal-ugalan dari arah berlawanan sehingga supir bus kami pun langsung mengerem bus secepatnya. Sayang, dikarenakan jalanan yang licin akibat hujan lebat, mobil kami agak terpeleset dan berjalan di pinggiran jalan. Untunglah kami selamat seraya mengucapkan syukur dan istigfar (Sebenarnya saya sudah memikirkan wasiat apa yang akan saya sampaikan pada orangtua saya jika bus ini malah terbalik.)
Perjalanan pun kami lanjutkan. Tak butuh waktu lama, hanya 10 menitan dari Selindung, akhirnya kami sampai di Hotel Santika, tempat penginapan kami malam ini. terlebih dahulu, kami harus check in kamar per kabupaten & hal itu tentunya dilakukan oleh guru pendamping. jadi, selagi check in, aku memanfaatkan waktu untuk berkeliling Ball Room hotel. Ternyata sudah banyak kontingen dari kabupaten lain. Ada juga teman-temanku dari Bangka Selatan yang ikut. ( Rumahku di Toboali, tapi aku sekolah di Pemali.) sehingga aku memutuskan untuk mengobrol dengan mereka dan pendampingnya.
Pembagian Kamar
Ahaa..akhirnya saat yang kutunggu-tunggu tibaa juga. aku sekamar dengan Kuntoro, Irfan (keduanya ikut Matematika) & Abrar ( dia ikut kimia sepertiku juga). sampai di kamar, aku langsung melepaskan sepatu dan merebahkan diri di kasur. alamaaaak..empuk sekali. AC-nya lumayan dingin, TV-nya siaran luar negeri semua, WC-nya aroma terapik lagi. Entah kapan aku bisa memliki kamar sebagus ini.
Pembukaan
Sehabis Asar, kami diwajibkan untuk hadir di ruang convention center Santika guna memulai pembukaan OSP. Tetapi kami berempat datang terlambat dikarenakan rasa kebersamaaan kami yang sangat tinggi. Sesampai di sana, kami langsung duduk ketika semua orang sudah duduk 20 menit yang lalu. untung upacara pembukaan belum dimulai. aku duduk di dekat teman perempuanku, Dipra. Ia berkata bahwa sebenarnya aku nyaris disuruh menjadi pembaca doa pembukaan. lagi-lagi untungnya, aku datang terlambat. Hahaha..tak sia-sia aku mencari dasiku yang hilang sehingga menghabiskan waktuku yang sempit.
upacara pun dimulai. Bella menjadi dirigent untuk memimpin penyanyian lagu Indonesia Raya. Semua berlangsung khitmat. Lalu ada sambutan dari ketua panitia & perwakilan kepala dinas provinsi. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang guru fisika yang memegang teguh ajaran agama Islam & menyampaikan isi sambutan dengan mengisahkan kualitas pendidikan Indonesia saat ini & tingkat kelulusan siswa SMP/SMA/SMK di Bangka Belitung. Aku yang agak gila ini melihat wajah beliau mirip Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Entah otakku yang salah apa memang itu yang terjadi, aku pun tak tahu.
setelah upacara pembukaan selesai, kami diinstruksikan untuk kembali kesitu pada pukul 19.30, kira-kira sehabis isya untuk mendengarkan pengarahan peraturan OSP dari salah satu pengawas pusat. Aku mengangguk takzim seraya mengelus dagu.
Tehnical Meeting
Membosankan. Aku tak mendengarkan pengarahan sama sekali. lebih baik berkhayal. Sebaliknya, teman-temanku, terutama Bobi, malah sangat antusias mengikuti acara. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan mengenai jalannya OSP kelak. Sementara aku, disuruh bertanya sama bu Asih pun aku mati gila tidak mau. Pada akhir acara, kami disuruh mengisi formulir. entah formulir apa, aku tak mau pusing.
Senin, 15 Juli 2013