Archive for September 2014

Hidup

Hidup kadang menantang kita untuk keluar dari kamar. Dari ranjang empuk dan selimut tebal yang memanjakan kita. Mengharuskan kita melihat terangnya matahari dan merasakan terik panas darinya. bermandikan keringat, terus berlari melewati tantangan.

Semua hal ada resikonya. bahkan berak pun beresiko kalau tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tak mudah memang hidup di dunia ini bung. lantai licin, terpeleset. lantai kasar, cedera. ranjang empuk, bikin malas. Tanpa ranjang pun tidur tak pulas.

inilah hidup bung. Tiap orang punya takdir yang berbeda. ada kalanya orang gila jauh lebih beruntung nasibnya ketimbang orang normal. kadang tidak masuk akal jika orang gila yang makan dari mengais-ngais tong sampah tak pernah kena penyakit aneh-aneh, sementara orang normal berteriak menahan penyakitnya yang parah di ruang rawat inap, padahal makanan pun disaji higienis agar menunjang gizi. tapi inilah hidup bung. Yang menurut kita tak adil rupanya merupakan suatu keadilan Tuhan untuk makhluk-Nya.

Hidup kadang lucu. orang yang bergelimpangan harta jauh lebih melarat daripada orang yang berumah dinding bambu di bawah kolong jembatan. melarat apaanya? Jiwanya, batinnya. Siapa yang bisa menennangkan jiwa yang gelisah? penciptanya, bung.

Hidup kadang sadis. Dalam rahim ibu pun kita masih harus berjuang demi hidup. itulah sadisnya, kawan. hanya orang yang mampu bertahan yang dapat mengarungi ombak besar kehidupan ini. Charles Darwin menyebut hal ini sebagai seleksi alam. Diseleksi dan hanya menerima segelintir dari semua peserta. siapa peserta itu? kaulah kawan. Kita semua adalah peserta dari seleksi alam besar-besaran, yang selama bumi masih berputar, akan terus berlangsung.

hendak melawan dunia? saranku jangan. Dunia ini adalah kreasi Sang Pencipta yang berjalan sesuai kehendak-Nya. Tak ada yang mampu melawan Tuhan. bahkan kita hidup di atas tanah yang dibentangkan-Nya. Takkan pernah bisa kabur ke alam ciptaan kita, yang satu dimensi dan sejenis dengan dunia yang saat ini kita tempati.

dunia maya? Internet? sudahlah. Tanpa koneksi internet & listrik, dunia yang satu ini tak akan ada. tak mampu berdiri tegak sebagai sebuah dunia yang semestinya. inilah bukti kelemahan ciptaan manusia. tak akan pernah sempurna & akan selalu penuh kekurangan.

aku terjebak dalam dunia yang ganas. Untung, ada orang-orang yang Tuhan kirimkan kepadaku untuk mengarahkanku menjadi pribadi yang tegar dalam menjalani dunia. Orang tua, mereka malaikat tak bersayap. Senyum mereka begitu membahagiakan hati. ajaran mereka tentang etika & akhlak tentunya menjadi pondasi utama dalam mengarungi dunia. cintai mereka, kawan. Sayangi mereka setulus hatimu, meski kau tak kan pernah bisa membalas setiap perbuatan baik mereka kepadamu, dari dulu hingga saat ini kau menatap layar browser ini.

Cinta, melunakkan hati, menguatkan diri.
Selasa, 02 September 2014
Tag :

- Copyright © Faturrachman's Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Kreasi oleh Faturrachman -