- Back to Home »
- Ngawur »
- Pasar Menurut Oee
Rabu, 25 Desember 2013
Kali ini, oee akan membahas tentang pasar, atau yang bahasa sononya "Market."
Di kota kecil tercinta oee, Toboali, ada banyak macam "Market" berdasarkan tinjauan dari sisi yang berbeda-beda. Kalian tentu pusing apa yang oee maksud ini. Langsung aja oee jelasin.
#1. Dari Sisi Bahasa Inggris
Ternyata, awalan pada kata market itu menunjukkan seberapa besar ukuran & luas market. Supermarket itu paling gede. Kalau di otak wong deso kayak oee, supermarket itu mall. Gedeee buanget. Jualannya pun lengkap dari baju-baju, alat elektronik, sepatu, tas dan alat-alat lain yang disusun berdasarkan kategori barangnya masing-masing sehingga memudahkan konsumen dalam mencari barang yang dibutuhkan.
Terus yang lebih kecil itu market aja. Boleh diartikan sebagai normal market lah. Ini seperti pasar-pasar tradisional, biasanya tempat jualan sayur mayur, daging, ikan dsb, yang bangunannya dirancang modern dan kebersihannya selalu dijaga. Atau kalau tak tersedia di kota anda, maka pasar tradisional biasa pun tak masalah dicap sebagai market.
Dan yang paling kecil itu Minimarket. Ini adalah toko yang dimana tawar menawar tak bisa dipakai karena barang dagangannya sudah dilabeli harga pas. Jualannya sendiri hanya terdiri dari barang-barang kemasan seperti mie, popok, susu, Silverqueen dll. Kasirnya juga menggunakan komputer sehingga pengelolaan uangnya pun sudah rapi.
Jadi ingat : Supermarket > __Market > Minimarket.
#2. Dari Sisi Penampilan Konsumennya
Kita tahu kalau ekonomi tiap orang itu berbeda-beda. Tergantung penghasilan dan pekerjaannya masing-masing. Jadi wajar dong kalau penampilan yang dibutuhkan juga beda-beda. Nah, pertama-pertama oee mau tanya dulu sama kalian, ada gak liat orang berpenampilan compang-camping jalan-jalan di Mall? Pasti gak adakan? kalau ada juga itu pastilah pengemis dan pengamen. Wkwkwk..
Oleh karena itu, oee dapat ilham tentang klasifikasi pasar kali ini.
Yang pertama, pasar tradisional. Dari namanya aja kita udah tahu kalau mayoritas orang yang berkecimpung disana banyak berasal dari desa atau barang-barang yang diperlukan itu dari sawah dan kebun yang ada di desa. Rata-rata barang yang didagangkan berupa sayur-mayur, ikan, daging dan buah-buah.
Karena tak perlu mengumbar status sosial, maka di pasar tradisional, kita bisa berpakaian apa adanya dan sederhana. Bukan minim.
Yang kedua ada pasar modern. Ini masyarakat konsumennya punya budget tebal coy. Kita tahu sendirilah jika harga barang di pasar modern kayak supermarket dan mall-mall itu segede luasnya juga. So, kalau gak ada fulus yang cukup, mending pikir-pikir 7-8 kalilah.
Untuk membedakan pengemis dan konsumen di mall, maka konsumennya musti berpenampilan agak style. Paling tidak pakai minyak wangilah. Biar gak disangka pengemis. Hehehe..
Jadi, ada 2 tipe pasar berdasarkan penampilan konsumen : Pasar Tradisional VS Pasar Modern
Di kota kecil tercinta oee, Toboali, ada banyak macam "Market" berdasarkan tinjauan dari sisi yang berbeda-beda. Kalian tentu pusing apa yang oee maksud ini. Langsung aja oee jelasin.
#1. Dari Sisi Bahasa Inggris
Ternyata, awalan pada kata market itu menunjukkan seberapa besar ukuran & luas market. Supermarket itu paling gede. Kalau di otak wong deso kayak oee, supermarket itu mall. Gedeee buanget. Jualannya pun lengkap dari baju-baju, alat elektronik, sepatu, tas dan alat-alat lain yang disusun berdasarkan kategori barangnya masing-masing sehingga memudahkan konsumen dalam mencari barang yang dibutuhkan.
Terus yang lebih kecil itu market aja. Boleh diartikan sebagai normal market lah. Ini seperti pasar-pasar tradisional, biasanya tempat jualan sayur mayur, daging, ikan dsb, yang bangunannya dirancang modern dan kebersihannya selalu dijaga. Atau kalau tak tersedia di kota anda, maka pasar tradisional biasa pun tak masalah dicap sebagai market.
Dan yang paling kecil itu Minimarket. Ini adalah toko yang dimana tawar menawar tak bisa dipakai karena barang dagangannya sudah dilabeli harga pas. Jualannya sendiri hanya terdiri dari barang-barang kemasan seperti mie, popok, susu, Silverqueen dll. Kasirnya juga menggunakan komputer sehingga pengelolaan uangnya pun sudah rapi.
Jadi ingat : Supermarket > __Market > Minimarket.
#2. Dari Sisi Penampilan Konsumennya
Kita tahu kalau ekonomi tiap orang itu berbeda-beda. Tergantung penghasilan dan pekerjaannya masing-masing. Jadi wajar dong kalau penampilan yang dibutuhkan juga beda-beda. Nah, pertama-pertama oee mau tanya dulu sama kalian, ada gak liat orang berpenampilan compang-camping jalan-jalan di Mall? Pasti gak adakan? kalau ada juga itu pastilah pengemis dan pengamen. Wkwkwk..
Oleh karena itu, oee dapat ilham tentang klasifikasi pasar kali ini.
Yang pertama, pasar tradisional. Dari namanya aja kita udah tahu kalau mayoritas orang yang berkecimpung disana banyak berasal dari desa atau barang-barang yang diperlukan itu dari sawah dan kebun yang ada di desa. Rata-rata barang yang didagangkan berupa sayur-mayur, ikan, daging dan buah-buah.
Karena tak perlu mengumbar status sosial, maka di pasar tradisional, kita bisa berpakaian apa adanya dan sederhana. Bukan minim.
Yang kedua ada pasar modern. Ini masyarakat konsumennya punya budget tebal coy. Kita tahu sendirilah jika harga barang di pasar modern kayak supermarket dan mall-mall itu segede luasnya juga. So, kalau gak ada fulus yang cukup, mending pikir-pikir 7-8 kalilah.
Untuk membedakan pengemis dan konsumen di mall, maka konsumennya musti berpenampilan agak style. Paling tidak pakai minyak wangilah. Biar gak disangka pengemis. Hehehe..
Jadi, ada 2 tipe pasar berdasarkan penampilan konsumen : Pasar Tradisional VS Pasar Modern
THE END