Kamis, 15 Mei 2014

Ternyata tanpa aku sadari, masa 3 tahun di SMA telah berakhir.Masih jelas di pikiran segala kenangan tentang peristiwa di SMA, yang seolah baru saja terjadi.

Aku masih ingat ketika masih kelas 3 Mts dulu mendengar salah satu SMA favorit yang berbeasiswa penuh dari PT TIMAH. Namanya SMA Negeri 1 Pemali. Bukan SMA sembarangan dalam pikiranku. Karena hanya SMA ini yang menerapkan sistem asrama di pulau bangka. Selain tentunya SMA Bahrul ulum yang berada di bawah naungan pesantren Islamic Center.

Seperti orang kebanyakan, mendengar kata beasiswa tentu menggiurkan. Aku sangat ingin mendapatkan beasiswa itu. Meski sebelumnya, aku dan beberapa orang temanku, yang memiliki nilai akademis yang bagus, ditawarkan pihak sekolah untuk mengikuti seleksi MAN Insan Cendikia di Tangerang sana. MAN itu benar-benar sempurna. Murid muslim terpintar di Negeri ini ada disana. Fasilitas lengkap. Kalau murid mau balik ke daerah asalnya, biaya transport ditanggung sekolah. Berbanding lurus dengan fasilitasnya, Berbagai prestasi seperti medal OSN aku rasa sudah menggunung di lemari prestasi.

Tetapi aku memilih menolak. Aku masih belum kuat mental untuk bersekolah di negeri orang. Aku pun berpikir pas kuliah nanti saja yang merantau. SMA-nya cukup di Bangka saja.

Oleh karena itu, aku memilih untuk mengikuti seleksi Kelas Unggulan SMA Negeri 1 Pemali. Seleksinya lumayan ketat untuk anak-anak daerah sepertiku.

1) Tes Nilai Rapot
Rapor kami dari kelas 1 sampai kelas 3 MTs semester 1 di fotokopi & diserahkan ke Dinas pendidikan kabupaten guna dikumpul lebih lanjut ke Diknas Provinsi. Ada batas nilai minimal (grade) yang mesti kami lampaui & perlu diketahui, setiap tahun, grade selalu mengalami perubahan. Pada zaman angkatan kami, seingatku gradenya 7,0. kalau sekarang sudah 8,0. Tinggi benar.

2) Tes Akademik & Psikologis
a. Pra-tes
Alhamdulillah, nilaiku mencukupi & berhak mengikuti tes terberat, yakni Tes Akademik & Psikologis. Tak ada apapun yang aku siapkan, baik belajar TPA atau pun apalah. Tapi selang seminggu sebelum tes, ayah datang ke pesantren menjengukku. Beliau membelikanku buku TPA masuk perguruan tinggi.

Ayah sangat mendukungku untuk masuk ke Unggulan (panggilan SMA Pemali). Kata beliau, jika aku berhasil masuk ke sini, setidaknya ekonomi keluarga kami sedikit terbantu & kuliahku akan terjamin. yaa..aku pernah mendengar kalau siswa kelas unggulan harus berkuliah. Jika berhasil tembus PTN, biayanya akan ditanggung PT TIMAH selama jangka waktu tertentu.

Mendengar nasehat serta melihat raut wajah ayah membuatku memasang niat untuk tak bermain-main dalam seleksi ini. Aku tak ingin membuatnya kecewa. Semenjak ku kecil, beliaulah yang selalu mendorongku untuk berprestasi & tak henti mengejar impian.

Jadi selama seminggu, kubuka-buka buku pemberian ayah. Sekedar mengerjakan soal-soal metematika yang ada di dalamnya. Kulihat, soalnya tak terlalu rumit. Kebanyakan mengandalkan hitungan sederhana serta logika praktis. Semoga soalnya persis seperti di buku ini, batinku.

Karena kau mesti tahu kawan, yang mengetes kami adalah pihak fakultas psikologi Universitas Indonesia. Tak sembarangan, UI! Perguruan tinggi no 1 di Nusantara yang langsung turun menyaring masuk SMA ini. keren sekali, dalam hatiku.

b. Hari H tes
Hari itu, Aku & 3 orang temanku (zikri, azhari & nurul afifah) berangkat ke Polman Bangka di Komplek Industri Air katung Sungailiat. Kami diantar Ustad Heru Suprayitno, guru fiqih kami, naik mobil xenianya kira-kira pukul 7 kurang.

Sampai disana, ternyata tes hampir dimulai. Semua peserta sudah duduk didalam ruangan tes, semacam gedung serba guna. jadi kami ber-4 melihat denah yang ditempelkan di tembok gedung guna mencari dimana posisi duduk kami.

Sepanjang mata memandang, semua peserta berpakaian putih dengan celana biru. Hanya kami ber-4 yang memakai pakaian warna hijau (itu pakaian sekolah hari senin & selasa di MTs kami). Ternyata kami tak berbeda sendiri. Ada anak-anak chinese di depan sana yang berpakaian bebas. Aku takjub, kenapa mereka tak risih ya?

Beberapa saat kemudian, acara pun dimulai. pertama, kami harus mengisi TPA (tes potensi akademik). mulai dari verbal, melihat pola bentuk, sampai yang hitungan sederhana seperti buku yang ayah beli.
1,5 jam berlalu, aku kira tes sudah selesai. ternyata masih ada tes lain, yakni menghitung cepat.

Kami diberikan kertas besar (kira-kira 2 kali buku gambar besar) yang penuh dengan angka-angka. Oleh panitia, instruksinya adalah tambahkan angka dari bawah ke atas. Jika ada instruksi pindah, maka hitung kolom di sampingnya seperti tadi.

Oh god, ini adalah challenge paling greget yang pernah aku alami waktu itu. Jika biasanya setiap pelajaran matematika di kelas, aku menghitung angka dengan lambat, maka sekarang aku harus menambah angka-angka itu dengan kecepatan penuh. Persis macam komputer di supermarket menghitung belanjaan ibu-ibu yang sedang gila shopping.

Pindah! seru panitia yang memegang microfon di panggung depan. aku belum pindah. aku masih melanjutkan pekerjaan tadi sampai hatiku yang berkata Pindah!. Itu perintahku dalam hati untuk tangan & mataku. AAAH! hampir juling mataku. Untung otakku masih waras berhitung.

Eeng oong! time up. Semua harus mengumpulkan kertas. Fiuuuh..aku menarik-narik jariku. lelah sekali.
Kau kira acara sudah selesai? belum! masih ada sesi menggambar.

Disini, kami disuruh untuk menggambar pohon yang berbatang keras & gambar orang. Sebagian peserta disuruh keluar untuk mengikuti sesi dinamika kelompok terlebih dahulu. & separuh lagi, termasuk aku, disuruh menggambar.

Oke, pertama-tama kugambar pohon beringin di puncak bukit dengan seorang anak tengah bermain suling dibawahnya. saking lengkapnya aku menggambar, sampai-sampai kugambar juga akarnya. Sesudah tes, aku baru tahu kalau akar jangan digambar. Itu menandakan seseorang yang mudah mengumbar rahasia perusahaan. & itu membuatku keringat dingin selama seminggu.

Lalu aku menggambar orang, lebih tepatnya 6 orang yang merayakan kemenangan mereka dalam turnamen sepakbola. mukanya kubuat sesumringah mungkin.

30 menit berlalu, aku & seluruh peserta yang sudah menggambar mengikuti sesi dinamika kelompok. Aku tak tahu apa yang dilakukan peserta waktu itu. Yang kutahu, kami hanya dibuat berkelompok & di tiap kelompok dibagikan kartu. itu saja.

Waktu berakhir untuk Ishoma. Pas mau sholat, aku bertemu dengan raffiudin, teman MTs ku waktu kelas 1 dulu. Tapi dia pindah ke SMP YPN Belinyu. Aku ingat kami berdua pernah berjanji untuk masuk ke SMA unggulan & Dia masih ingat janji itu. :)

Kami berbincang-bincang tentang berbagai hal-hal yang pasti sekarang aku lupa.:D yang kuingat, ia punya HP nokia express music yang keren. Punya banyak game & aplikasi yang bagi wow sekali. soalnya selama libur semester, aku sering mengotak-atik hp Nokia 6300 punya bunda & kalian bisa menebak kalau hasilnya kacau balau. xD

Setelah solat zuhur, kami makan nasi kotak yang disediakan panitia. seraya makan, sesi interview tengah berjalan. Aku santai saja melahap makanan & jeruk sambil menunggu panggilan.
2 jam berlalu, aku belum juga dipanggil. Lama sekali rasanya. Tapi akhirnya, aku dipanggil juga.
penginterviewku seorang wanita, kira-kira umurnya 40 tahun. berkacamata & berambut pendek.

Dia membaca formulir yang kuisi di sesi pertama tadi. beginilah kalau dibuat dialog..
A : Aku, B : Ibu itu

B : Selamat Siang dek, siapa namanya?:)
A : selamat siang juga bu. Nama saya Fatur.
B : benta, ibu liat dulu. Faturrachman ya..
A : iya bu. :)
B : Gimana perasaannya? gelisah?
A : hehe..biasa bu. tenang aja. (dalem ati udah dagdigdug.)
B : sip-sip. Tenang aja ama ibu ni, gak usah panik.
A : hehe..iya bu.
B : Kamu hobinya apa?
A : Main gitar sama bikin kaligrafi bu.
B : Mmm..eh, kamu hafal 30 juz ya? (Sambil baca kertas formulir aku)
A : Eh? enggak la bu. Saya cuma hafal juz 30 saja.
B : Ohh...(ibunya ngangguk-ngangguk)

Itulah kawan, beda posisi kata maka beda pula artinya.

B : Tokoh Inspirasi kamu siapa?
A : Mmm..bentar bu..(aku diam). Andrea Hirata bu.
B : Kenapa kamu kagum sama dia?
A : Karena Blablablabla..(Ngarang bebas. xD)
B : Oh..iya iya..

dialog kami belanjut sampai...
B : kalau kamu gak keterima di SMA Pemali, kamu mau lanjut kemana?
A : Rencananya mau ke SMAN 1 Sungailiat bu.
B : Udah daftar?
A : Belum bu. (haduh, bakal gak lulus ni, batinku)
B : hehe..ya udah. Makasih ya udah ikut interview. ^_^
A : hehe..sama-sama bu. hehe..(Oh god, help me. Aku mau lulus. T_T)

Setelah itu, kami ber-4 duduk di teras GSG Polman, menunggu Ustad heru menjemput, sampai senja.

3) Pasca tes
aku menjalani hari-hari di pesantren sampai perpisahan. Sesudah itu, untuk antisipasi, aku mendaftar kelas reguler SMAN 1 Sugailiat. Kalau aku tidak lulus pemali, maka aku akan tinggal di rumah paknga Man & bersekolah di SMA ini.
Seminggu kemudian, aku ikut Ujian Tulis di SMAN 1 Sungailiat. Pelajarannya sama seperti di UN. Matematika, IPA, Bahasa Indonesia & Inggris. Aku tak belajar sama sekali. Ku isi setahuku saja.

4) Hari pengumuman
yes, it's the judgeday. Hari ujian tulis SMAN 1 Sungailiat ternyata diadakan bersamaan dengan pengumuman Seleksi SMA Pemali. Aku yang hari itu menginap di rumah paknga Man hanya bisa waswas menunggu pengumuman di koran.
Tak berapa lama, maknga Susi pulang dari kantor. Katanya, aku lulus Seleksi tes. Alhamdulillah, aku mau terbang saking bahagianya.:D
Ayah juga menelpon kalau aku lulus. kata ayah, aku peringkat 49 dari 64 peserta yang lulus. Senangnya..:D
Seminggu kemudian, pengumuman ujian tulis SMAN 1 Sungailiat. Kata temanku, aku peringkat 2. Ah, aku hampir tak percaya mendengarnya. Tapi sudah lah, aku ambil Pemali saja. :)


Pemali, Aku datang..XD

Komentar Anda

Langganan Posting | Langganan Komentar

- Copyright © Faturrachman's Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Kreasi oleh Faturrachman -