- Back to Home »
- Kaset Memori yang Terputar
Malam ini aku merasakan kehampaan. Perasaan yang begitu sulit untuk aku ungkap, tapi terasa sedih di hati. Mau menangis, tapi air mata tak dapat keluar. Ketika ku lihat tanggal di sudut kanan laptop, tertulis 31 Agustus 2015. Ada apa dengan hari ini?
Mungkin karena aku membuka facebook & melihat foto dirinya. Foto 3 hari yang lalu. Tergambar seseorang yang kenangannya tertanam erat di kepalaku. Mungkin lisanku bisa berkata "aku sudah melupakannya.", tapi hati kadang berbisik, memutar kaset memori bahwa kebaikan pernah hinggap di antara kami. Bahwa tawa & canda pernah menghias hidup kami, & tangis membuat jarak antara kami berdua.
Tapi sekarang terasa lebih jauh lagi. Bukan hanya jarak, tapi hati pun ikut menjauh. Beku, keras, hitam, dingin, berlumut. Tak ada lagi cela bagi kami untuk mengulang cerita seperti dulu lagi.
Aku tak tahu siapa yang salah, apakah aku atau dia. Tapi pertengkaran-pertengkaran yang telah lalu benar-benar membuatku mengerti jika cinta manusia adalah semu, perubahan adalah sebuah keniscayaan. Menjaga diri untuk tetap menjadi ideal bagi seseorang adalah pekerjaan berat yang besar peluangnya menjadi sia-sia.
Aku juga mengerti bahwa lingkungan memberi pengaruh besar bagi jiwa untuk memilih jalannya. Apakah baik atau buruk, apakah diam atau berbicara, apakah tersenyum manis atau bermuka kecut. Semua tergantung lingkungan, entah lingkungan sosial maupun alam.
Tak sepantasnya aku memikirkan masa lalu. Nasi sudah menjadi bubur, es sudah mencair karena panas. Butuh kekuatan luar biasa untuk melepaskan kalor dari gunung es yang telah mencair guna mengembalikannya menjadi gunung es kembali.
Kini aku sudah dimiliki, menghapus air mata & memulai lembaran baru dengan orang yang berbeda. Demi sebuah tujuan bernama bahagia, mungkin ini jalan yang terbaik....