- Back to Home »
- Tidur & Baca
Minggu, 13 September 2015
Ada satu hal yang membuatku penasaran mengenai tidur. Kenapa jika kita telah tidur siang, jam tidur malam kita mundur? Adakah semacam "tabungan tidur" di otak kita sehingga kita bisa menyimpan waktu tidur harian kita & menunda tidur malam menjadi lebih lama beberapa jam? Tidur benar-benar membingungkan.
Aku pernah menonton video mengenai tidur di youtube. Di video tersebut, dikatakan bahwa ada seorang ahli kesehatan yang meneliti tentang tidur selama 30 tahun. Ketika ditanyakan kepada beliau mengapa manusia (& hewan) tidur, beliau tidak dapat menjawabnya. Menurut beliau, tidur adalah hal spontan yang sangat sulit untuk dijelaskan.
Kurang puas dengan video tersebut, aku mendownload buku "Clinical Sleep Medicine". Lumayan berat, 221 MB dengan 556 halaman. Bisa kau tebak apa yang terjadi? Aku tidak membacanya. Aku seperti tidak punya waktu untuk menuntaskan rasa penasaranku dengan membaca buku ini. Mataku tiba-tiba perih setiap kali membaca depan layar laptop.
Entah kapan aku punya kemauan membaca 30 GB ebook medis yang aku kumpulkan sejak masuk kuliah tahun lalu. Andaikan ada kemauan pun, otakku tak mampu menangkap semua fakta yang tertulis disitu. Kebanyakan terlupa, melayang bersama hal-hal lain.
Tapi herannya, aku selalu ada waktu untuk menonton Youtube atau sekedar mendengarkan lagu di situs video milik google tersebut. Dan herannya lagi, otakku menjadi semacam pukat nelayan yang mudah mengingat kala disuguhi dengan kumpulan gambar bergerak & audio di video.
Mungkin aku tipikal orang yang memiliki kecerdasan visual & auditori (Audio-visual) sehingga kesulitan jika hanya mengandalkan visual saja seperti pada aktivitas membaca buku.
Padahal dulu, ketika SD, aku sangat hobi membaca. Semua hal aku baca. Mulai dari buku pelajaran, kamus bahasa inggris, Buku Pintar karya Iwan Gayo yang penuh profil negara, majalah Trubus, Hidayah, Kartini, Hai!, papan reklame sampai koran pelapis belacan pun tak luput dari mataku yang kelaparan membaca.
Seiring dengan meningkatnya umur, sampai aku menulis artikel blog ini, minat bacaku seolah menurun. Aku tak tahu kenapa bisa menurun. Mungkin karena pas SMA aku malas membaca. Nilai ulangan harian Biologiku pun pas-pasan, atau lebih tepatnya, rendah.
Saat kuliah, mau tak mau aku harus membaca. Kalau aku malas membaca, nyawa orang kelak yang jadi taruhannya. Mengerikan bukan?
Oleh karena itulah, aku sadar kalau sebaiknya aku mengurangi waktu tidurku & memanfaatkan waktu luang untuk memperbanyak baca buku. Meski ilmu yang masuk tidak seberapa banyaknya, setidaknya ada 10% yang lekat di otakku setiap kali membaca. Lumayan, daripada 0%.