- Back to Home »
- Raksasa
Salah satu temanku pernah menulis di blog pribadinya, "Ada raksasa dalam diri ini yang tidak bisa dibendung.". Setelah aku renungkan, memang benar apa yang ia katakan.
Raksasa dalam dirinyalah yang menggerakkan dia untuk rajin membaca berbagai macam buku, terutama buku kedokteran. Rela berpindah-pindah universitas, dari FMIPA UI, SITH ITB sampai FK Unpad, demi berkecimpung di ilmu medis. Selalu membawa tas yang berisi laptop yang penuh ebook yang sudah ia stabilo, sehingga ia bisa membuka laptop kapanpun ia mau. Mampu menatap layar laptop berjam-jam bahkan begadang hingga subuh adalah rutinitasnya, hanya berteman secangkir kopi & derik jangkrik, demi menghabiskan bacaan ebooknya & menuntaskan rasa penasarannya pada suatu materi.
Raksasa itu, ditambah rasa penasarannya yang besar, mampu menggerakkannya jadi pribadi yang penuh hikmah, ilmu, humanis. Ditambah sifat humorisnya, temanku ini benar-bear menginspirasi semua orang di angkatanku, termasuk aku tentunya.
Tapi kini raksasa itu telah damai di peristirahatan terakhirnya, terkubur bersama jasad temanku. Ia wafat di usia yang sangat muda, sebelum cita-citanya untuk menjadi dokter virologist tercapai.
Semoga tenang disana kawan, kesan darimu menyadarkanku bahwa raksasa ada di tiap diri manusia. Berkembang atau tidaknya raksasa itu kembali ke diri kita lagi, apakah kita adalah pribadi yang berjiwa besar atau malah mengkerdilkan diri.
Bahwa sebuah cita-cita adalah hal yang sudah semestinya dikejar habis-habisan meski sakitnya penderitaan di perjalanannya malah sampai membuat kita menikmati perjalanan itu sendiri.
Terima kasih kawan, aku akan menambah ilmu lagi, sebanyak mungkin, demi dokter Patologi Anatomi yang kuimpikan. Demi sel tumor & kanker yang harus dimusnahkan dengan diagnosis & tindakan yang tepat dari kolaborasi SpPA & SpB.