Minggu, 03 Desember 2017

Kucing kampung tua itu tidur di atas kursi balkon kost. Bisa kulihat bulu-bulu usang & tekstur kulit yang mulai kendor tanda kucing ini, yang ku beri nama Suyatno, sudah memasuki masa senja. Seolah menanti ajal datang (atau malah tak peduli dengan ajal?), kulihat Suyatno begitu menikmati suasana sore itu, sore dengan angin sepoi-sepoi.

Sebenarnya aku iri dengan kucing macam Suyatno ini. Mereka hanya hidup untuk tidur, makan & kawin tanpa ada beban hidup yang harus dipikirkan. Tiada pencapaian apa-apa pun tak jadi masalah, karena yang mereka nikmati adalah masa sekarang, tak tahu adanya masa lalu & masa depan. Lahir, bertahan hidup, berkembang biak lalu mati tanpa dipusing pada bekal akhirat atau konsep surga & neraka.

Tidur pun kelihatannya mudah sekali bagi kucing. Hanya memejamkan mata, menyantaikan tubuh, lalu tak sampai 5 menit, kita sudah bisa merasakan dengkurannya.

Damai sekali.

Dari kucinglah aku belajar bagaimana cara menikmati hidup & lingkungan sekitar. Jika ada buruan, kejarlah buruan itu sekuat mungkin. Jika mau santai, santai saja sesantai-santainya. Kucing inilah makhluk yang menerapkan "play hard, wok hard" dengan paripurna.

Sebenarnya bukan work hard, tapi work effectively, mengingat mereka tidak akan memaksakan diri masuk ke sarang tikus jika memang sarangnya sempit sampai menyentuh kumis mereka.

Kucing rasional juga ternyata.

Selain melalui keseharian Suyatno di kost, aku mengamati kucing melalui video-video kucing lucu yang mudah didapat di Youtube & Twitter. Entah kenapa setelah melihat tingkah gemas mereka, aku merasa senang & ingin mengelus kucing-kucing tersebut.

Sayangnya yang ku elus hanya layar hape saja. Menyedihkan.

Ingin memelihara kucing sebagai penghilang stress, tapi aku malas membersihkan kotoran kucing, membeli makanan kucing yang lebih nahal dari nasi padang atau membawanya ke dokter hewan untuk perawatan.

Mungkin lebih baik ku memelihara kucing dengan cara seperti yang sering kulakukan selama ini : menghampiri Suyatno di teras balkon kost, memberikannya sedikit cemilanku lalu mengelusnya sampai dia tidur.

Komentar Anda

Langganan Posting | Langganan Komentar

- Copyright © Faturrachman's Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Kreasi oleh Faturrachman -