- Back to Home »
- Manis dan Asin
Sabtu, 17 Februari 2018
Tidak ada yang lebih menyiksa ketimbang perut yang kelaparan. Oleh karenanya, setelah menghabiskan hari di kamar, aku memutuskan untuk mencari makan. Aku tidak tahu apa yang akan aku beli. Yang ada di pikiranku hanya dua : mau makan yang manis-manis atau yang asin-asin & mengenyangkan?
Bermodal sejumlah uang di dompet, tempat yang ku datangi pertamakali adalah minimarket. Alfamart yang hanya berjarak 200 meter dari kostku. Sampai di sana, aku hanya menoleh kanan kiri, tidak menghiraukan sambutan ramah si kasir.
"Selamat datang di Alfamart, selamat berbelanja."
Angin lalu saja bagiku.
Lagian aku bingung, enaknya makan atau minum yang manis-manis? Selang 5 menit, aku sudah membwa sebungkus roti & sekotak susu kecil. Ku ingin adil pada makanan & minuman manis.
Duduk di teras, ku habiskan keduanya. Sekarang mulutku menjadi terlalu manis & ingin mengonsumsi yang asin-asin. Lagian makan sebungkus roti tidak mengenyangkanku.
Tampaknya warung padang adalah tempat yang tepat untuk memenuhi hasrat makan asin.
Aku tiba disana pukul 8 malam, sudah banyak lauk yang habis setelah seharian. Tapi ku lihat rendang & beberapa lauk pauk masih tersisa. Tidak apa-apa.
"Makan disini bang?", tanya Uda penjaga warung, sebut saja Mawar (23).
"Iya kang.", jawabku. Sudah tahu dia orang Padang, tapi masih saja ku panggil akang.
"Makan apa?"
"Rendang, telor balado ama nasi double ya kang "
"Siap."
Aku selalu suka masakan padang. Selain porsi nasinya yang selalu banyak, biasanya sudah dikasih bonus lauk berupa daun singkong, cabe ijo, kuah yang berminyak kental & sayur nangka. Jadi bisa dibayangkan seberapa penuh piringku.
Sekitar 2 menit, makanan datang. Ku makan dengan lahap seolah belum makan seminggu. Iringan musik pop minang dari speaker di pojok ruangan menambah penghayatan makanku. Rendang terasa lebih empuk, nasi lebih pulen & kuah tetap asin-asin pedas.
Kalau nanti masuk surga, ku mau minta masakan padang & koneksi internet 1 TB/detik ke Tuhan.
15 menit makan, piringku bersih. Bukan karena dicuci, tapi tidak kusisakan 1 butir nasi pun. Bahkan ku jilat piring tersebut, supaya tuntas bersihnya. Agar makin sempurna pencernaanku, ku minum 2 gelas air putih.
Setelah itu kubayar makananku, ku pulang ke kost. Hatiku senang, semua hal yang manis & asin hari ini sudah ku coba.
Tinggal pahit getir hidup yang belum ku coba.