Archive for Oktober 2014
Waktu
Hari begitu cepat berlalu. Aku hampir tak bisa membedakan kapan kejadian yang aku alami. Entah kemarin, entah kemarin lusa. Semua terasa sama di otakku.
Apa memang begini waktu ya? Berputar, terus berputar, tanpa menghiraukan keluhan orang tentang waktunya yang telah habis sia-sia. Sadis sekali, tak ubahnya mesin penggilas.
Baru kemarin aku masuk pesantren. Sekarang, kudapati diri terdampar di Jatinangor. Waktu 6 tahun yang lama bagai 6 bulan saja. Semudah inikah menjadi tua? Mengerikan sekali.
Ketika libur dulu, sering kulihat raut wajah orang tuaku, sudah berbeda dibanding beberapa tahun yang lalu. Ayah yang dulu kelihatan muda, sekarang telah didatangi uban-uban & keriput di sisi kelopak matanya. Begitu pun dengan Bunda, tak semuda dulu lagi.
Aku pun begitu. Bulu kakiku semakin tebal, tanda hidup tak muda lagi. Sementara belum ada karya signifikan dariku untuk mereka berdua. Nanti dululah berkata "karya untuk negeri".
Akan kucoba memberi kekuatan terbaik di tiap usahaku. Aku takut penyesalan datang seiring waktu yang tak banyak ini.
Apa memang begini waktu ya? Berputar, terus berputar, tanpa menghiraukan keluhan orang tentang waktunya yang telah habis sia-sia. Sadis sekali, tak ubahnya mesin penggilas.
Baru kemarin aku masuk pesantren. Sekarang, kudapati diri terdampar di Jatinangor. Waktu 6 tahun yang lama bagai 6 bulan saja. Semudah inikah menjadi tua? Mengerikan sekali.
Ketika libur dulu, sering kulihat raut wajah orang tuaku, sudah berbeda dibanding beberapa tahun yang lalu. Ayah yang dulu kelihatan muda, sekarang telah didatangi uban-uban & keriput di sisi kelopak matanya. Begitu pun dengan Bunda, tak semuda dulu lagi.
Aku pun begitu. Bulu kakiku semakin tebal, tanda hidup tak muda lagi. Sementara belum ada karya signifikan dariku untuk mereka berdua. Nanti dululah berkata "karya untuk negeri".
Akan kucoba memberi kekuatan terbaik di tiap usahaku. Aku takut penyesalan datang seiring waktu yang tak banyak ini.
Tujuan Hidup
Saat ini aku sedang asyiknya memikirkan banyak hal. Sebenarnya yang paling penting aku harus memikirkan pelajaran yang menumpuk di dalam buku, slide, & soal, yang tentunya bikin penasaran sampai muntah. Tapi aku juga tertarik memikirkan hakikat hidup. Hakikat dalam arti tujuan hidup.
Aku kadang merinding kenapa sulit sekali menemukan jawaban yang tepat tentang tujuan hidup. Ketika pertanyaan "apa tujuan hidupmu?" dilontarkan ke teman-temanku, kebanyakan hanya terdiam, termasuk aku, bingung & baru menyadari tentang garis finish hidup.
Lama sekali aku merenungkan tujuan hidup & mencari perumpamaan sehari-hari yang paling mendekati hal tersebut. Seperti contohnya, aku menganggap hidup ini bagai perjalanan. Kelahiran sebagai garis start & tujuan hidup sebagai finish. Kita bisa melalui banyak jalan yang tentu berbeda dengan orang lain, menemukan pemandangan di kanan-kiri jalan sebagai pembelajaran, bergerak & terus bergerak. Selama kita tahu tujuan, kita tak akan tersesat terlalu jauh. Dengan meminta informasi dari orang yang tahu, kita bisa sampai di garis finish tanpa menghabiskan waktu sia-sia.
Ketika kesulitan belajar melanda, aku menjadi pusing sendiri. Ada apa dengan otakku? Begitu gumamku setiap saat. Sampai aku teringat cerita Imam Syafii yang kesulitan belajar & meminta nasehat dengan ayahnya. Si ayah menjawab, "Jauhi maksiat."
Iya, menurutku dosa-dosa yang melekat di hati inilah yang menghambat belajarku. Harus dibersihkan segera, tapi bagaimana?
Aku kembali berpikir & mencari perumpamaan. Sampai aku kebelet pipis & berlari ke toilet duduk yang ada di kamar. Aaah..lega sekali. Kulihat air toilet, tercemar urin hingga berwarna kuning. Tak menunggu lama, ku tekan tombol push sampai muncul air berputar deras menyiram urin ke saluran. Sekarang kudapati toilet menjadi bersih.
Ahaa! inspirasi tiba-tiba datang, perumpamaan yang kucari sudah ketemu. Andaikan urin itu dosa, toilet itu hati & putaran air itu kebaikan & amal ibadah, maka dosa yang menggenang di hati dapat dihilangkan dengan berbuat baik secara konsisten. Semakin banyak kebaikan, semakin sedikitlah dosa & bersihlah toilet.
Aku kadang merinding kenapa sulit sekali menemukan jawaban yang tepat tentang tujuan hidup. Ketika pertanyaan "apa tujuan hidupmu?" dilontarkan ke teman-temanku, kebanyakan hanya terdiam, termasuk aku, bingung & baru menyadari tentang garis finish hidup.
Lama sekali aku merenungkan tujuan hidup & mencari perumpamaan sehari-hari yang paling mendekati hal tersebut. Seperti contohnya, aku menganggap hidup ini bagai perjalanan. Kelahiran sebagai garis start & tujuan hidup sebagai finish. Kita bisa melalui banyak jalan yang tentu berbeda dengan orang lain, menemukan pemandangan di kanan-kiri jalan sebagai pembelajaran, bergerak & terus bergerak. Selama kita tahu tujuan, kita tak akan tersesat terlalu jauh. Dengan meminta informasi dari orang yang tahu, kita bisa sampai di garis finish tanpa menghabiskan waktu sia-sia.
---
Ketika kesulitan belajar melanda, aku menjadi pusing sendiri. Ada apa dengan otakku? Begitu gumamku setiap saat. Sampai aku teringat cerita Imam Syafii yang kesulitan belajar & meminta nasehat dengan ayahnya. Si ayah menjawab, "Jauhi maksiat."
Iya, menurutku dosa-dosa yang melekat di hati inilah yang menghambat belajarku. Harus dibersihkan segera, tapi bagaimana?
Aku kembali berpikir & mencari perumpamaan. Sampai aku kebelet pipis & berlari ke toilet duduk yang ada di kamar. Aaah..lega sekali. Kulihat air toilet, tercemar urin hingga berwarna kuning. Tak menunggu lama, ku tekan tombol push sampai muncul air berputar deras menyiram urin ke saluran. Sekarang kudapati toilet menjadi bersih.
Ahaa! inspirasi tiba-tiba datang, perumpamaan yang kucari sudah ketemu. Andaikan urin itu dosa, toilet itu hati & putaran air itu kebaikan & amal ibadah, maka dosa yang menggenang di hati dapat dihilangkan dengan berbuat baik secara konsisten. Semakin banyak kebaikan, semakin sedikitlah dosa & bersihlah toilet.
Berkunjung ke Bandung
Kemarin aku & temanku berangkat ke gedung Eickman RSHS Bandung untuk menghadiri acara Karotid, acara sharing dokter tentang karir & keadaan gawat darurat dalam pelayanan kesehatan. Start dari kampus, lalu naik bus selama 1 jam. Tapi terasa lama sekali karena lewat jalan tol yang pemandangan kanan kirinya hanya sawah & perumahan warga. Maka tak heran selama aku di bus kerjaannya cuma menahan ngantuk. Semacam menahan berat kelopak mata. Tapi ujung-ujungnya harus takluk & terlelap dalam tidur. Nyenyak sekali.
Tiba-tiba aku dibangunkan temanku, wari namanya. Ternyata bus sudah kosong, teman-temanku sudah masuk eickman. Sementara aku masih di bus. Yaa..terpaksa deh aku menyusul.
Ada 4 nara sumber yang didatangkan. Keempatnya adalah alumni Unpad sejak era 70an. Tapi aku rahasiakan namanya biar tidak terdeteksi sama search engine seperti Google.:3
Acaranya juga berlangsung dalam 2 sesi. Sesi pertama untuk membahas pilihan berkarir dalam dunia kedokteran. Kami disuguhi pilihan mau jadi dokter klinik atau akademisi. Lalu mau jadi dokter fungsional atau struktural. Lalu mau jadi dokter praktek atau konsultan. Banyak, banyaaak sekali. Aku pun tak akan berhenti memikirkan masa depan yang "terlalu luas" ini. Entahlah, yang penting belajar dulu selama masa preklinik ini.
Lalu sesi kedua dilanjutkan dengan membahas pengalaman dokter dalam situasi emergency atau gawat darurat. Di sesi inilah aku baru tahu kalau di rumah sakit banyak pasien yang sebenarnya tidak berpenyakit parah, tanpa mawas diri, meminta dirawat di UGD. Malah sampai memenuhi ruang rawat inap. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan serta membahayakan bagi pasien yang membutuhkan tindakan cepat di ruang UGD.
Lalu ada lagi sesi cara menangani orang yang mengalami fraktur (patah tulang) dalam keadaan yang terbatas. Sangat bermanfaat sekali.
Jam 15.30 acara selesai. Aku pulang naik motor dengan temanku asal Subang, Faisal. Melewati Bandung di minggu sore benar-benar membuatku harus selalu beristighfar. Bagaimana tidak, kemacetan mobil serta pengendara motor ugal-ugalan selalu ada menguras emosi & menantang maut bagi pengguna jalan.
Tapi aku positive thinking saja, "wajar, kota besar".
Di perjalanan, kami singgah makan bakso, yang setelah aku cicipi satu mangkok rasa kurang enak. Di penilaian skala 1-10, aku memberi nilai bakso ini 5. Mana mahal lagi.T_T
Tapi sudahlah, let baygon be baygon. Biarkanlah baygon tetap menjadi baygon.
Pas mau pulang, ternyata ban motor faisal kempes. Bukan sembarang kempes, tapi kempes karena bocor. Jadilah kami bertanya ke penjaga dealer kawasaki di samping warung bakso untuk menanyakan lokasi tukang tambal ban. Tak terlalu jauh juga. Akhirnya faisal pergi menambal ban, sementara aku menunggu di dealer. Sambil ngobrol ke mbak, eh, teteh yang kira-kira berumur 28. Bermuka khas sunda & bertubuh "Obesite". Dia memberiku nasehat "Hati-hati di Bandung, banyak tukang tipu.". Kira-kira begitu kata beliau.
Sekitar 30 menit kemudian, faisal datang dengan muka girang. Bannya sudah ditampal. Penyebab bocornya hanya karena tertancap potongan lempeng besi. Tak habis pikir, kok bisa ya?!
Setelah pamit ke satpam dealer, kami pun pulang. Yaa..hari yang melelahkan.
Tiba-tiba aku dibangunkan temanku, wari namanya. Ternyata bus sudah kosong, teman-temanku sudah masuk eickman. Sementara aku masih di bus. Yaa..terpaksa deh aku menyusul.
Ada 4 nara sumber yang didatangkan. Keempatnya adalah alumni Unpad sejak era 70an. Tapi aku rahasiakan namanya biar tidak terdeteksi sama search engine seperti Google.:3
Acaranya juga berlangsung dalam 2 sesi. Sesi pertama untuk membahas pilihan berkarir dalam dunia kedokteran. Kami disuguhi pilihan mau jadi dokter klinik atau akademisi. Lalu mau jadi dokter fungsional atau struktural. Lalu mau jadi dokter praktek atau konsultan. Banyak, banyaaak sekali. Aku pun tak akan berhenti memikirkan masa depan yang "terlalu luas" ini. Entahlah, yang penting belajar dulu selama masa preklinik ini.
Lalu sesi kedua dilanjutkan dengan membahas pengalaman dokter dalam situasi emergency atau gawat darurat. Di sesi inilah aku baru tahu kalau di rumah sakit banyak pasien yang sebenarnya tidak berpenyakit parah, tanpa mawas diri, meminta dirawat di UGD. Malah sampai memenuhi ruang rawat inap. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan serta membahayakan bagi pasien yang membutuhkan tindakan cepat di ruang UGD.
Lalu ada lagi sesi cara menangani orang yang mengalami fraktur (patah tulang) dalam keadaan yang terbatas. Sangat bermanfaat sekali.
Jam 15.30 acara selesai. Aku pulang naik motor dengan temanku asal Subang, Faisal. Melewati Bandung di minggu sore benar-benar membuatku harus selalu beristighfar. Bagaimana tidak, kemacetan mobil serta pengendara motor ugal-ugalan selalu ada menguras emosi & menantang maut bagi pengguna jalan.
Tapi aku positive thinking saja, "wajar, kota besar".
Di perjalanan, kami singgah makan bakso, yang setelah aku cicipi satu mangkok rasa kurang enak. Di penilaian skala 1-10, aku memberi nilai bakso ini 5. Mana mahal lagi.T_T
Tapi sudahlah, let baygon be baygon. Biarkanlah baygon tetap menjadi baygon.
Pas mau pulang, ternyata ban motor faisal kempes. Bukan sembarang kempes, tapi kempes karena bocor. Jadilah kami bertanya ke penjaga dealer kawasaki di samping warung bakso untuk menanyakan lokasi tukang tambal ban. Tak terlalu jauh juga. Akhirnya faisal pergi menambal ban, sementara aku menunggu di dealer. Sambil ngobrol ke mbak, eh, teteh yang kira-kira berumur 28. Bermuka khas sunda & bertubuh "Obesite". Dia memberiku nasehat "Hati-hati di Bandung, banyak tukang tipu.". Kira-kira begitu kata beliau.
Sekitar 30 menit kemudian, faisal datang dengan muka girang. Bannya sudah ditampal. Penyebab bocornya hanya karena tertancap potongan lempeng besi. Tak habis pikir, kok bisa ya?!
Setelah pamit ke satpam dealer, kami pun pulang. Yaa..hari yang melelahkan.
Hidup Berguna
Hari disini selalu sama. Bangun, mandi, kuliah, beljar, main laptop, makan, lalu tidur lagi. Begitu saja hidupku.
Sebenarnya aku ingin ada perubahan yang baik di hidupku ini. Sudahku buat daftar impianku. Sekarang banyaknya 40 poin & poin itu masih terus bertambah selama aku masih mencari minat. Bergelut di dunia, lebih tepatnya bidang, yang aku senangi dan cintai. Bidang yang sepenuh hati dan senang hati kulakukan. Tanpa rasa paksaan.
Indah sekali rasanya dapat menggapai mimpi, mengejar ambisi, tapi dikerjakan seperti bermain. Main, main & main. Tapi sukses.
Ah, semoga kalian paham maksudku kawan. Intinya aku tengah berusaha menjadikan hidupku bermanfaat dengan aktivitas yang berguna, selama masih ada usia.
Oh iya, mohon maaf jika aku tak mempublikasikan mimpi-mimpi itu di blog ini. Aku tak enak hati tujuan hidupku dibaca banyak orang. #emang ada yang baca blog ini???
Kalau tak ada halangan, kelak aku akan menceritakan pengalamanku berkuliah di Unpad Jatinangor. Tunggu ya.
Sebenarnya aku ingin ada perubahan yang baik di hidupku ini. Sudahku buat daftar impianku. Sekarang banyaknya 40 poin & poin itu masih terus bertambah selama aku masih mencari minat. Bergelut di dunia, lebih tepatnya bidang, yang aku senangi dan cintai. Bidang yang sepenuh hati dan senang hati kulakukan. Tanpa rasa paksaan.
Indah sekali rasanya dapat menggapai mimpi, mengejar ambisi, tapi dikerjakan seperti bermain. Main, main & main. Tapi sukses.
Ah, semoga kalian paham maksudku kawan. Intinya aku tengah berusaha menjadikan hidupku bermanfaat dengan aktivitas yang berguna, selama masih ada usia.
Oh iya, mohon maaf jika aku tak mempublikasikan mimpi-mimpi itu di blog ini. Aku tak enak hati tujuan hidupku dibaca banyak orang. #emang ada yang baca blog ini???
Kalau tak ada halangan, kelak aku akan menceritakan pengalamanku berkuliah di Unpad Jatinangor. Tunggu ya.
Bale 2
Sudah lama tidak mengisi blog usang ini. Bukan karena internet yang lelet, tapi emang akunya yang males. Hahaha...ide banyak di kepala, tapi males ngetik ke laptop. Cuma tiduuuur saja yang gak pernah males buat dikerjakan. Hahaha..
Sekarang aku sedang kuliah di Jatinangor, tepatnya di kedokteran Universitas Padjadjaran. Yaa..kalian tahu konsekuensi masuk FK. Belajar & belajar. Apa lagi untuk orang yang kecepatan mikirnya lambat seperti aku ini. Musti pintar-pintar membagi waktu untuk main & belajar.
Tinggalnya juga di asrama cuy. Nama asramanya Bale Padjadjaran 2. Kalau bagiku ini sudah semi hotel, mewah la bangunannya. Bikin betah tidur. Belajarnya? yaa..Begitu-begitu saja.
Fasilitasnya bagus. WC duduk, shower, pemandangan jatinangor, sampai wifi yang kenceng. Yang terakhir disebutkan itu yang paling aku suka.XD
Yaa..cukup sekian saja isi blog kali ini. Mungkin terlalu singkat. Tapi tak apalah, lagian cuma 1 atau 2 orang kurang kerjaan yang membaca blog pribadi ini. Termasuk kalian salah satu pembacanya. hahaha..*Ketawa mulu-____-
berikut ini kalian bisa lihat beberapa sisi kamar saya.^_^
#Foto situasi kamar
Sekarang aku sedang kuliah di Jatinangor, tepatnya di kedokteran Universitas Padjadjaran. Yaa..kalian tahu konsekuensi masuk FK. Belajar & belajar. Apa lagi untuk orang yang kecepatan mikirnya lambat seperti aku ini. Musti pintar-pintar membagi waktu untuk main & belajar.
Tinggalnya juga di asrama cuy. Nama asramanya Bale Padjadjaran 2. Kalau bagiku ini sudah semi hotel, mewah la bangunannya. Bikin betah tidur. Belajarnya? yaa..Begitu-begitu saja.
Fasilitasnya bagus. WC duduk, shower, pemandangan jatinangor, sampai wifi yang kenceng. Yang terakhir disebutkan itu yang paling aku suka.XD
Yaa..cukup sekian saja isi blog kali ini. Mungkin terlalu singkat. Tapi tak apalah, lagian cuma 1 atau 2 orang kurang kerjaan yang membaca blog pribadi ini. Termasuk kalian salah satu pembacanya. hahaha..*Ketawa mulu-____-
berikut ini kalian bisa lihat beberapa sisi kamar saya.^_^
#Foto situasi kamar
Lemarinya besar, cukup buat tidur di dalam
Inilah meja belajar yang tak dimanfaatkan tuannya
Ranjangku surgaku
Situasi Kamar Mandi
SEKIAN






