- Back to Home »
- Pengalaman »
- Berkunjung ke Bandung
Kemarin aku & temanku berangkat ke gedung Eickman RSHS Bandung untuk menghadiri acara Karotid, acara sharing dokter tentang karir & keadaan gawat darurat dalam pelayanan kesehatan. Start dari kampus, lalu naik bus selama 1 jam. Tapi terasa lama sekali karena lewat jalan tol yang pemandangan kanan kirinya hanya sawah & perumahan warga. Maka tak heran selama aku di bus kerjaannya cuma menahan ngantuk. Semacam menahan berat kelopak mata. Tapi ujung-ujungnya harus takluk & terlelap dalam tidur. Nyenyak sekali.
Tiba-tiba aku dibangunkan temanku, wari namanya. Ternyata bus sudah kosong, teman-temanku sudah masuk eickman. Sementara aku masih di bus. Yaa..terpaksa deh aku menyusul.
Ada 4 nara sumber yang didatangkan. Keempatnya adalah alumni Unpad sejak era 70an. Tapi aku rahasiakan namanya biar tidak terdeteksi sama search engine seperti Google.:3
Acaranya juga berlangsung dalam 2 sesi. Sesi pertama untuk membahas pilihan berkarir dalam dunia kedokteran. Kami disuguhi pilihan mau jadi dokter klinik atau akademisi. Lalu mau jadi dokter fungsional atau struktural. Lalu mau jadi dokter praktek atau konsultan. Banyak, banyaaak sekali. Aku pun tak akan berhenti memikirkan masa depan yang "terlalu luas" ini. Entahlah, yang penting belajar dulu selama masa preklinik ini.
Lalu sesi kedua dilanjutkan dengan membahas pengalaman dokter dalam situasi emergency atau gawat darurat. Di sesi inilah aku baru tahu kalau di rumah sakit banyak pasien yang sebenarnya tidak berpenyakit parah, tanpa mawas diri, meminta dirawat di UGD. Malah sampai memenuhi ruang rawat inap. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan serta membahayakan bagi pasien yang membutuhkan tindakan cepat di ruang UGD.
Lalu ada lagi sesi cara menangani orang yang mengalami fraktur (patah tulang) dalam keadaan yang terbatas. Sangat bermanfaat sekali.
Jam 15.30 acara selesai. Aku pulang naik motor dengan temanku asal Subang, Faisal. Melewati Bandung di minggu sore benar-benar membuatku harus selalu beristighfar. Bagaimana tidak, kemacetan mobil serta pengendara motor ugal-ugalan selalu ada menguras emosi & menantang maut bagi pengguna jalan.
Tapi aku positive thinking saja, "wajar, kota besar".
Di perjalanan, kami singgah makan bakso, yang setelah aku cicipi satu mangkok rasa kurang enak. Di penilaian skala 1-10, aku memberi nilai bakso ini 5. Mana mahal lagi.T_T
Tapi sudahlah, let baygon be baygon. Biarkanlah baygon tetap menjadi baygon.
Pas mau pulang, ternyata ban motor faisal kempes. Bukan sembarang kempes, tapi kempes karena bocor. Jadilah kami bertanya ke penjaga dealer kawasaki di samping warung bakso untuk menanyakan lokasi tukang tambal ban. Tak terlalu jauh juga. Akhirnya faisal pergi menambal ban, sementara aku menunggu di dealer. Sambil ngobrol ke mbak, eh, teteh yang kira-kira berumur 28. Bermuka khas sunda & bertubuh "Obesite". Dia memberiku nasehat "Hati-hati di Bandung, banyak tukang tipu.". Kira-kira begitu kata beliau.
Sekitar 30 menit kemudian, faisal datang dengan muka girang. Bannya sudah ditampal. Penyebab bocornya hanya karena tertancap potongan lempeng besi. Tak habis pikir, kok bisa ya?!
Setelah pamit ke satpam dealer, kami pun pulang. Yaa..hari yang melelahkan.